Contoh Bank Soal Latihan UP dan Studi Kasus PPG Daljab Kemenag LPTK UIN Datokarama Palu

Contoh Soal Uji Pengetahuan (UP) β€” PPG

Disusun oleh Pengelola LPTK UIN Datokarama Palu

Keterangan β€” Contoh Soal UP

  1. Soal-soal ini merupakan latihan yang disusun oleh Pengelola LPTK UIN Datokarama Palu.
  2. Dikembangkan sesuai kisi-kisi UP dan materi Modul Profesional & Pedagogik Topik 1–8.
  3. Bukan prediksi resmi, tetapi bahan pengayaan untuk membiasakan berpikir kritis & analitis.

Download Contoh Soal per Mata Pelajaran PPG Daljab Kemenag

πŸ“˜
Pendidikan Agama Islam (PAI) Format: PDF

Latihan soal Uji Pengetahuan PAI.

Download Soal PAI
πŸ“˜ Studi Kasus: LKPD
1) Mendeskripsikan Masalah/Kasus Nyata
Dalam proses pembelajaran, kondisi yang diharapkan adalah siswa memiliki LKPD yang terstruktur, mudah dipahami, dan mampu membantu mereka melakukan langkah-langkah pembelajaran secara mandiri maupun kolaboratif. Namun kenyataannya, LKPD yang tersedia kurang sistematis, terlalu banyak teks, dan tidak memandu siswa melakukan analisis atau kegiatan yang bermakna.

Akibatnya, terdapat kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan kenyataan karena LKPD tidak mendukung kebutuhan belajar siswa secara optimal.

Penjabaran:
Kondisi yang diharapkan: LKPD yang sistematis, menarik, dan mampu memandu aktivitas belajar.
Kondisi yang terjadi: LKPD kurang terstruktur, tidak interaktif, dan membingungkan siswa.
Gap: LKPD tidak mendukung pembelajaran aktif dan mandiri.
2) Mendeskripsikan Upaya Penyelesaian
Saya memperbaiki LKPD dengan menambahkan bagian orientasi masalah, langkah-langkah kegiatan yang jelas, instruksi sederhana, ruang diskusi, serta tabel analisis untuk membantu siswa berpikir sistematis. LKPD juga disesuaikan dengan model Problem Based Learning agar selaras dengan tujuan pembelajaran.

Penjabaran:
– LKPD dibuat lebih praktis dan dapat langsung digunakan di kelas.
– Instruksi disederhanakan dan lebih visual.
– Selaras dengan pendekatan PBL.
3) Mendeskripsikan Hasil Tindakan
Setelah LKPD diperbaiki, siswa menjadi lebih aktif, memahami instruksi dengan lebih cepat, dan mampu menyelesaikan tugas secara lebih terarah. Mereka terlihat lebih terlibat dalam diskusi dan hasil pekerjaan lebih rapi.

Bukti nyata:
– Pengerjaan LKPD menjadi lebih cepat dan akurat.
– Aktivitas diskusi meningkat signifikan.
– Pemahaman konsep siswa meningkat.
4) Mendeskripsikan Pengalaman Berharga
Saya belajar pentingnya merancang LKPD yang tidak hanya informatif, tetapi juga komunikatif dan memandu proses berpikir siswa. Pengalaman ini membuat saya lebih reflektif dalam menyusun LKPD agar benar-benar mendukung pembelajaran bermakna.

Peningkatan kualitas: Saya kini lebih mampu menyusun LKPD yang relevan, menarik, dan selaras dengan model pembelajaran.
πŸ“ Studi Kasus: Penilaian Pembelajaran
1) Mendeskripsikan Masalah/Kasus Nyata
Dalam pembelajaran, kondisi yang diharapkan adalah penilaian dilakukan secara objektif, terukur, dan mencerminkan capaian kompetensi siswa. Namun kenyataannya, instrumen penilaian yang digunakan sebelumnya kurang jelas indikatornya sehingga hasil penilaian tidak menggambarkan kemampuan siswa secara akurat.

Penjabaran:
Kondisi ideal: Penilaian harus sesuai indikator dan tujuan pembelajaran.
Kondisi terjadi: Instrumen kurang rinci, rubrik tidak lengkap.
Gap: Hasil penilaian tidak mencerminkan kompetensi sebenarnya.
2) Mendeskripsikan Upaya Penyelesaian
Saya membuat instrumen penilaian baru dengan rubrik yang lebih terukur. Indikator diperjelas, kriteria diperinci, dan format penilaian diselaraskan dengan pendekatan pembelajaran.

Penjabaran:
– Rubrik dibuat lebih objektif.
– Indikator disesuaikan dengan tujuan.
– Penilaian selaras model pembelajaran.
3) Mendeskripsikan Hasil Tindakan
Dengan instrumen baru, penilaian menjadi lebih objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Siswa memahami apa yang harus dicapai dan hasil belajar meningkat.

Bukti nyata:
– Nilai meningkat dan lebih konsisten.
– Siswa lebih memahami target pembelajaran.
4) Pengalaman Berharga
Saya belajar bahwa instrumen penilaian yang baik adalah kunci keadilan bagi siswa dan pegangan penting bagi guru. Pengalaman ini meningkatkan keterampilan saya dalam merancang penilaian yang valid dan reliabel.
🎯 Studi Kasus: Strategi Pembelajaran
1) Mendeskripsikan Masalah/Kasus Nyata
Kondisi idealnya pembelajaran berlangsung aktif dan berpusat pada siswa. Namun strategi yang digunakan sebelumnya kurang tepat sehingga siswa kurang terlibat dan atmosfir pembelajaran kurang hidup.

Penjabaran:
Harapan: Pembelajaran aktif, kolaboratif, dan menyenangkan.
Kenyataan: Strategi kurang mendorong partisipasi.
Kesenjangan: Pembelajaran menjadi pasif.
2) Mendeskripsikan Upaya Penyelesaian
Saya mengganti strategi pembelajaran dengan model Problem Based Learning karena lebih sesuai dengan kebutuhan materi dan karakteristik kelas.

Penjabaran:
– Mudah diterapkan di kelas.
– Selaras dengan tujuan pembelajaran.
– Mendorong berpikir kritis dan kolaborasi.
3) Mendeskripsikan Hasil Tindakan
Suasana kelas menjadi lebih hidup, siswa aktif bertanya, berdiskusi, dan melakukan analisis. Hasil belajar meningkat signifikan.
4) Pengalaman Berharga
Saya menyadari bahwa memilih strategi pembelajaran yang tepat sangat menentukan dinamika kelas. Pengalaman ini memperkuat kemampuan saya dalam memilih strategi yang relevan dan efektif.
🎬 Studi Kasus: Media Pembelajaran
1) Mendeskripsikan Masalah/Kasus Nyata
Dalam pembelajaran SKI, kondisi yang diharapkan adalah kegiatan belajar berlangsung menarik, interaktif, dan membantu siswa memahami peristiwa sejarah Islam secara runtut dengan dukungan media yang bervariasi. Namun kenyataannya, media yang digunakan hanya berupa teks dari buku ajar sehingga siswa tampak pasif, cepat bosan, dan kurang memahami isi materi. Akibatnya terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Penjabaran:
Harapan: Pembelajaran interaktif dan berbasis media variatif.
Kenyataan: Media hanya berupa teks dari buku ajar.
Kesenjangan: Keterlibatan siswa sangat rendah.
2) Mendeskripsikan Upaya Penyelesaian
Saya membuat video animasi sederhana menggunakan Canva yang menampilkan tokoh dan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Upaya ini praktis, rasional, dan relevan dengan strategi Problem Based Learning (PBL).

Penjabaran:
– Praktis: Video mudah diputar di kelas.
– Rasional: Visual memudahkan pemahaman.
– Relevan: Mendukung skenario PBL.
3) Mendeskripsikan Hasil Tindakan
Siswa terlihat lebih fokus, antusias, dan aktif berdiskusi. Nilai rata-rata hasil belajar meningkat dan suasana kelas menjadi lebih hidup.
4) Pengalaman Berharga
Pengalaman ini mengajarkan pentingnya media pembelajaran yang bervariasi dan relevan dengan karakteristik siswa. Saya menjadi lebih kreatif dalam menyiapkan media yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas pembelajaran.

🌟 Tips Menyusun Studi Kasus PPG yang Baik dan Bernilai Tinggi

Panduan ini membantu mahasiswa PPG menyusun studi kasus yang lengkap, mendalam, dan memenuhi kriteria penilaian. Ikuti langkah-langkah berikut agar tulisanmu kuat, logis, dan berbobot.

1. Pahami Struktur Penilaian

Sebelum menulis, baca kembali komponen penilaian studi kasus: Mendeskripsikan masalah – Upaya penyelesaian – Hasil – Pengalaman berharga. Pastikan setiap bagian kamu tulis secara lengkap dan tidak ada yang dilewatkan.

2. Ceritakan Masalah dengan Jujur dan Nyata

Pilih masalah yang benar-benar pernah kamu alami. Tulis kondisi ideal, kenyataan, dan kesenjangan secara jelas. Penilai sangat menghargai kejujuran dan kedalaman analisis.

3. Pastikan Solusi yang Kamu Pilih Praktis & Relevan

Solusi harus bisa diterapkan langsung di kelas, logis, dan sesuai pendekatan pembelajaran seperti PBL, PJBL, atau Discovery Learning. Ceritakan langkahmu secara runtut dan rasional.

4. Tampilkan Bukti Keberhasilan Secara Nyata

Gunakan indikator nyata seperti perubahan sikap, peningkatan nilai, suasana kelas, antusias siswa, atau peningkatan keaktifan. Semakin konkret, semakin kuat penilaianmu.

5. Tuliskan Pengalaman Berharga secara Reflektif

Bagian ini adalah paling menentukan. Jelaskan apa yang kamu pelajari, bagaimana perkembangan profesionalmu, dan bagaimana kamu mengantisipasi agar masalah yang sama tidak terjadi lagi. Tulis dengan hati, bukan sekadar laporan.

6. Tulis Mengalir, Tidak Kaku

Gunakan bahasa yang rapi, namun tetap alami. Hindari terlalu banyak istilah teknis kecuali perlu. Ingat: studi kasus itu cerita nyata, bukan makalah teori.

7. Tautkan Selalu dengan Kompetensi Guru

Pastikan setiap bagian terhubung dengan kompetensi: pedagogik, sosial, profesional, dan kepribadian. Ini membuat tulisanmu lebih dalam dan profesional.

8. Akhiri dengan Kesimpulan yang Kuat

Sampaikan kalimat ringkas tentang makna pengalamanmu sebagai guru. Penilai menyukai kesimpulan yang mencerminkan kedewasaan emosional dan profesional.

β€œStudi kasus bukan hanya laporan β€” tetapi cermin perjalananmu menjadi guru yang lebih matang dan manusia yang lebih bijaksana.”