Guru profesional bukan hanya sekadar gelar, melainkan wujud dari tanggung jawab besar seorang pendidik yang menguasai kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Mereka adalah sosok yang mampu mentransformasi pengetahuan menjadi pembelajaran bermakna, menginspirasi siswa untuk berkembang, serta menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Gelar ini adalah hasil dari perjalanan penuh dedikasi, pembelajaran, dan refleksi yang mendalam, menjadikan mereka siap untuk membentuk generasi penerus yang cerdas, berbudi pekerti luhur, dan berdaya saing.
Sebagai seorang guru pamong, saya telah melewati perjalanan panjang bersama mahasiswa PPG (Pendidikan Profesi Guru) dalam Jabatan. Mahasiswa yang saya dampingi pada Batch 1 Tahun 2024 berasal dari Nunukan 24 Orang ditambah Mahasiswa Morowali 42 Orang. Dalam setiap langkah mereka, saya tidak hanya menjadi pembimbing, tetapi juga saksi atas perjuangan, kegigihan, dan transformasi mereka menjadi guru profesional yang siap mengabdi.
Sejak awal, saya menyadari bahwa menjadi seorang guru pamong bukan hanya soal membimbing secara teknis, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan mereka. Saya ingat bagaimana mereka datang dengan beragam latar belakang, mimpi, dan tantangan masing-masing. Ada yang penuh semangat, ada yang ragu, bahkan ada yang merasa belum yakin dengan pilihan mereka sehingga mereka mau mengundurkan diri. Tugas saya adalah mengarahkan mereka, mendukung mereka, dan kadang hanya mendengarkan keluh kesah mereka dengan empati.
Proses PPG adalah ruang belajar bersama. Saya menyaksikan bagaimana mereka berjuang untuk memahami siswa, mengelola kelas, dan menyusun perangkat pembelajaran. Saya juga menyaksikan bagaimana mereka bangkit setelah menghadapi kritik, bahkan air mata yang terkadang muncul saat merasa tidak cukup mampu. Namun, dari semua itu, saya melihat sebuah kekuatan besar: semangat untuk terus belajar dan berkembang.
Momen yang paling mengharukan adalah saat saya mengulik bagaimana mereka membuat Video praktik pembelajaran. Dari situlah timbul empati yang semakin menajam, ternyata mereka memliki kesulitan yang bermacam-macam. Ada yang kejar-kejaran dengan bis jemputan siswa, ada yang membujuk siswanya untuk tetap berada di sekolah, ada yang kesulitan mengedit dan mengupload video di youtobe karena jaringan susah, dan masih banyak kisah haru dalam pembuatan video.
Ketika tiba saatnya mereka menerima gelar Guru Profesional, saya merasa seperti orang tua yang melepas anaknya ke dunia. Bangga, bahagia, dan tentu saja sedikit emosional. Gelar itu bukan hanya simbol kelulusan, tetapi juga bukti dari perjalanan panjang yang telah mereka tempuh. Mereka tidak lagi hanya mahasiswa, tetapi guru yang siap membimbing generasi penerus bangsa.
Dalam perjalanan ini, saya juga belajar banyak dari mereka. Semangat mereka mengingatkan saya pada tujuan awal saya menjadi seorang pendidik. Kerja keras mereka menyadarkan saya bahwa pendidikan adalah proses yang saling menguatkan, antara guru dan murid, antara pamong dan mahasiswa.
Tulis ini sebagai bentuk rasa syukur. Saya bersyukur diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari perjalanan hidup mereka. Saya bersyukur dapat menyaksikan metamorfosis mahasiswa PPG menjadi guru profesional yang akan menerangi dunia pendidikan.
Untuk semua mahasiswa PPG yang pernah saya bimbing, terima kasih atas perjalanan ini. Kalian adalah inspirasi saya untuk terus menjadi pendidik yang lebih baik. Di mana pun kalian berada, yakinlah bahwa setiap langkah yang kalian tempuh membawa harapan bagi generasi penerus bangsa. Terbanglah tinggi, jadilah guru yang selalu dirindukan oleh murid-murid kalian. *EMI INDRA*
#Kampus1000Mimpi